Minggu, 30 Agustus 2015

Mengenal Sistem Modul Penerimaan Negara – MPN G2

mpn g2
Disampaikan kepada Seluruh satuan kerja mitra KPPN Jakarta VII,
Penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan Setoran Pajak secara Elektronik sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor 32/PMK.05/2014 dan Surat Dirjen Perbendaharaan No. S-4607/PB.6/2014 dapat diimplementasikan melalui Modul Penerimaan Negara Generasi 2 (MPN G2).
MPN G2 dibangun dengan memanfaatkan teknologi informasi, maka persyaratan yang harus dimiliki oleh pengguna layanan adalah akses internet dan akun email. Urutan langkah yang harus dilakukan pengguna layanan MPN G-2, yaitu:
1. Registrasi, dilakukan sekali seumur hidup;
2. Pembuatan Billing, dilakukan setiap akan melakukan pembayaran pajak atau PNBP dengan mengakses web yg telah disediakan dan;
3. Pembayaran, dilakukan setelah mendapat kode billing. Pembayaran dapat dilakukan melalui Teller, ATM atau Internet Banking dan EDC. Khusus untuk penyetoran pajak, pengguna layanan harus terlebih dahulu memiliki NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak).
mpng2
Terdapat beberapa penyedia fasilitas layanan berupa Biller yang terdapat pada MPN G2 yang akan menghasilkan billing (tanda / bukti terima). Biller untuk Penerimaan Pajak adalah Direktorat Jenderal Pajak, pembuatan billingnya dapat diakses via web di http://sse.pajak.go.id. Sedangkan Biller untuk Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) adalah Direktorat Jenderal Anggaran, pembuatan billingnya dapat diakses via web dihttp://www.simponi.kemenkeu.go.id.Untuk setoran bea cukai baru dapat diakses oleh petugas bea cukai.
Pengertian kode billing adalah kode identifikasi yang diterbitkan oleh sistem billing atas suatu jenis pembayaran atau setoran yang akan dilakukan wajib pajak/wajib bayar/wajib setor.
Sejak diluncurkan layanan penerimaan melalui MPN G2 dilakukan pula oleh beberapa Bank/Pos Persepsi yaitu BRI, BNI, Mandiri, PT. Pos Indonesia dan CIMB Niaga hingga akhir bulan Mei 2014. Bank/Pos Persepsi lainnya sesuai perkembangan kesiapan masing-masing.
Dengan MPN G-2, human error dalam hal perekaman data dapat diminimalisir. Dengan MPN G-2, dimana wajib pajak/wajib bayar/wajib setor menginput sendiri data pembayaran, otomatis wajib pajak/wajib bayar/wajib setor juga bertanggungjawab atas kelengkapan dan kebenaran data pembayaran tersebut. Untuk itu pemahaman khususnya tentang kode akun (mata anggaran penerimaan) menjadi penting. Setelah mendapatkan kode billing, hendaknya perlu dicek kembali kebenaran data setoran sebelum dilakukan pembayaran baik di ATM atau Teller.

Jumat, 10 Juli 2015

DUNIA SEMAKIN TUA

Dunia Semakin Tua Zaman pun Semakin Edan


Dunia semakin tua zaman pun semakin edan”. Mungkin itu adalah slogan yang tepat untuk kehidupan sekarang ini. Mengapa demikian ? Anda pasti tahu apa alasannya.

 Sekarang kita bisa lihat bagaimana kehidupan yang ada disekeliling kita, kehidupan sehari-hari dimasyarakat. Saat ini banyak sekali pelajar-pelajar yang sering tawuran tidak hanya pelajar tetapi kita juga bisa lihat ketika ada konser-konser musik pasti di situ juga terjadi tawuran. Tak hanya tawuran, ketika ada konser disitu akan ada para remaja-remaja yang begitu histeris saat melihat band atau penyanyi favoritnya yang sedang bernyanyi di atas panggung. Bahkan mereka sampai menangis jika mendapat atau tidak mendapat lambaian tangan dari idolanya itu. Selain dalam suatu konser ada juga dalam pertandingan sepak bola, malahan ini lebih parah jika dibandingkan dengan para remaja yang melihat konser, para penoton sepak bola rela mati-matian mendukung club sepak bola favorit mereka. Mereka rela mengecat atau mewarnai muka serta tubuh mereka, entah itu warna bendera negara atau bendera club, logo club andalan mereka atau bahkan nama pemain dan nama daerah/negara. Ada juga yang memotong rambutnya ditulis dengan nama pemain atau nama club sepak bola.Dan saat ini banyak remaja-remaja yang sudah berani mengkonsumsi yang namanya rokok. Tak peduli mereka seorang leleki ataupun perempuan. Padahal kebanyakan dari mereka masih terlalu dini untuk mengenal apalagi mengkonsumsi rokok. Karena usia mereka masih sangat belia, kebanyakan dari mereka masih dudk di bangku SMP bahkan ada juga yang masih SD. Dan setelah diteliti, mereka lebih bnyak menghabiskan rokok perharinya dibandingkan orang dewasa.Dan lagi-lagi remajalah yang selalu berperan fenomena-fenomena yang timbul. Semakin banyaknya kendaraan, semakin banyak pula para remaja yang sudah berani berkendara sebelum waktunya. Otomatis mereka belum punya SIM dan kebanyakan dari mereka tak pernah membawa STNK, sehingga banyak terjadi penilangan. Selain SIM dan STNK, penyebab lain adalah tidak memakai helm. Kalau sudah seperti ini tak hanya para remaja tapi para orang dewasa pun juga melakukannya.Selain fenomena-fenomena tersebut ada juga yang lain seperti yang kita lihat di pinggir jalan raya kini semakin banyaknya pengemis. Tak hanya orang tua, tetapi bahkan anak-anak kecil pun melakukan hal yang sama. Dan kebanyakan dari mereka itu bukan karena tidak mampu, tetapi mereka adalah pengemis pekerja. Pengemis pekerja adalah pengemis atau peminta-minta yang hasil dapatannya akan disetor kepada bos mereka. Dan sebagai gantinya mereka akan diberi upah. Selain pengemis yang lebih tak lazim lagi adalah semakin banyaknya waria. Bahkan jumlah waria saat ini hampir sama atau bahkan mengalahkan jumlah pelacur.Jika melihat fenomena-fenomena tersebut, yang ada dibenak kita adalah apa yang mereka lakukan ? apa yang ada dipikiran mereka ? dan apa alasan meraka melakukan itu ?Kita ambil satu contoh dari fenomena diatas yaitu tawuran antar pelajar. Sebenarnya kebanyakan dari mereka tidak sadar betul dan tidak tahu apa yang mereka lakukan. Yang ada dipikiran mereka hanyalah, mereka sadar bahwa dirinya cowok, dan mereka beranggapan bahwa cowok itu harus berani berantem atau tawuran, karena mereka berpikir kodrat seorang cowok adalah berantem atau tawuran. Jika cowok tidak pernah tawuran, bukan cowok namanya, itu pemikiran dan pendapat sebagian dari mereka. Dan mereka melakukan itu karena ajakan teman-temannya. Dan kebanyakan tawuran itu terjadi karena akibat adanya permasalahan yang terjadi antara perorangan saja. Karena perorangan itu tidak bisa menyelesaikan masalahnya dengan damai, maka permasalahan menjadi besar dan pada akhirnya menjadi permasalahan antar kelompok atau gank. Jika sudah demikian maka terjadilah tawuran pelajar yang akan membawa dampak tak hanya mereka, tetapi juga banyak pihak.Untuk lebih jelasnya mengapa fenomena sosial itu terjadi kita perlu mengenal yang namanya perspektif sosiologi. Perspektif (imajinasi) sosiologi menekan pada konteks sosial dimana manusia hidup dan bagaimana konteks tersebut mempengaruhi manusia. Konteks sendiri ialah kondisi yang mempengaruhi kita melakukan sesuatu. Perspektif (imajinasi) sosiologi memungkinkan kita menangkap hubungan antara sejarah dan biografi. Imajinasi sosial diartikan kesadaran hubungan antar individu dengan masyarakat yanga lebih luas baik masa kini maupun lampu. Selanjutnya fenomena-fenomena sosial timbul akibat adanya gejala-gejala sosial maupun non sosial. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala-gejala sosial maupun non sosial disebut sosiologi, menurut Pitirim Sorokin. Jadi dari penjelasan singkat tersebut dapat disimpulkan, manusia adalah makhluk 3 dimensi yaitu individul, sosial, dan spiritul.

SUMBER: http://www.kompasiana.com/eky13/dunia-semakin-tua-zaman-pun-semakin-edan_54f977daa333113f548b47d0

Profil KPPN Purworejo 2020